Slogan perusahaan Apple Inc. "Satu-satunya hal yang berubah adalah segalanya" selama peluncuran iPhone 6S dan iPhone 6S Plus smartphone, harus jauh di dalam.
Bukan karena teknologi dan inovasi yang dibawa oleh smartphone ini, tetapi fenomena kegilaan dunia pada perangkat pintar.
Apa yang terjadi adalah pembeli bersedia mengantri panjang dan 'berkemah' beberapa hari di jalan di luar toko penjualan Apple sebelum hari perangkat pintar tiba di toko.
Kegilaan smartphone tidak hanya berhenti di sana, tetapi perangkat pintar kini sulit dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Lebih buruk lagi, perangkat pintar ini mampu menghilangkan kewarasan penggunanya sehingga aspek keamanan diampuni dan nilai-nilai manusia menjadi taruhan.
Lihatlah seberapa besar pengaruh perangkat pintar tersebut. Fenomena ini bukan hanya tentang mengubah kebiasaan dan perilaku tetapi juga menimbulkan ancaman kesehatan dan keselamatan.
Beberapa jenis penyakit dilaporkan dari hubungan intim antara pengguna dan perangkat pintar.
Penyakit terbaru yang diberi nama nomophobia (no-mobile-phobia: kegelisahan ketika terpisah dari perangkat pintar) merupakan penyakit yang sedang menular dengan rancaknya di kalangan pengguna di berbagai tingkat usia.
Maknanya, jika kita menoleh ke kiri atau kanan kita, kemungkinan besar, orang yang berada di sekeliling kita baik di rumah, kantor atau kalangan masyarakat setempat juga mengalami gejala penyakit ini.
Sejarah kehidupan telah berubah. Kalau dulunya fenomena badai adab dan kerusakan akhlak melibatkan aktivitas berselancar maya terlarang umpamanya, kini melampaui ancaman fitnah media siber.
Fitnah di sini bukan hanya berarti menyampaikan sesuatu tidak benar tentang seseorang, tetapi pelakunya segala bentuk ujian dari media maya seperti pelanggaran hak dan privasi, pengabaian kewajiban, kelalaian, ketidaksungguhan terlampau, hilang konsentrasi dan puluhan jenis lagi yang kita sendiri pintar menyebutkannya.
Sekali lagi, jika diamati, kita dapat melihat pengguna fana dengan smartphone mereka mengabaikan tugas pekerjaan dan tanggung jawab di rumah, kantor dan masyarakat.
Nilai-nilai Akhlaki seperti kepercayaan, martabat, rasa hormat, tanggung jawab, panggilan kepada umat manusia dan mencegah mumifikasi menjadi lebih dari manusia.
Sebagian besar media sosial dan aplikasi game memiliki fitur-fitur khusus. Ada beberapa permainan yang berisiko melihat gambar / video porno ketika mencapai level tertentu.
Ini sangat berbahaya, terutama bagi sekolah dan remaja yang memiliki kenyamanan perangkat pintar dari orang tua yang tidak dipantau.
Ini adalah fitur hebat dari perangkat lunak dan pemrograman sehingga dapat dibayangkan bukan hanya aplikasi tetapi pengguna yang berinteraksi dengannya.
Perangkat lunak dan bahasa pemrograman Alquran terus diam tidak ditempatkan pada platform operasi yang sebenarnya.
Sekali lagi pandangan hidup yang benar dan prinsip manusia tidak dapat diabaikan bahkan perangkat pintar apa pun yang kita gunakan. Penyebab kegilaan ini adalah pandangan hidup kita telah tercemar.
Dengan semangat mengajak pengguna setidaknya balik kepada naluri pikir yang mendasar yaitu 'common sense' (yakni berhenti membodohi akal yang Allah berikan dengan tidak menggunakannya langsung) sampai kepada menerapkan nilai-nilai Islami yang luhur seperti menggunakan perangkat pintar untuk tujuan asal manusia yaitu ta 'Abbud, jihad, istiqamah di jalan Allah dan menggunakan perangkat pintar untuk ummah.
Peran kita sebagai manusia tetap sama seperti sebelum perangkat pintar lahir ke dunia ini.
Ketika perangkat pintar mencapai mumayyiz dan pubertas hingga perkembangan smartphone sekarang sudah matang, peran kita tetap sama.
Untuk memperkuat peran khalifah, manusia membutuhkan kewarasan yang tinggi sejalan dengan tuntutan wahyu. Imam Ghazali pernah menunjukkan bahwa alasannya adalah wahyu dari dalam, sedangkan wahyu adalah alasan dari luar.
Jangan putuskan hubungan kita dengan wahyu dengan menghilangkan kewajaran. Jangan sampai slogan "Satu-satunya hal yang berubah adalah segalanya" mengubah sistem aqidah, prinsip muamalah dan nilai-nilai manusia.
InsyaAllah, tidak ada masjid qariah di mana saja di Malaysia atau di seluruh dunia mengubur sisa-sisa Muslim dengan perangkat pintar.
Oleh karena itu, selain menggunakan perangkat cerdas cerdas dan cerdas, bersiaplah untuk berpisah dengan perangkat pintar kami sebelum perangkat pintar kami terpisah dari kami. Memang, pasokan terbaik adalah taqwa.