22.Nabi Zakaria Alaihissalam
Nabi Zakaria Alaihissalam mendambakan seorang anak
Nabi Zakaria Alaihissalam adalah pemimpin Bani Israil. Ia sangat mendambakan seorang anak, namun ia merasa pesimis karena usianya yang sudah sangat lanjut. Nabi Zakaria Alaihissalam lalu berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar diberi seorang anak. Akhirnya doanya terkabul. Di usianya yang ke-90, ia dikaruniai anak laki-laki yang diberi nama Yahya.
Ketika mendengar kabar yang dibawa oleh malaikat bahwa ia akan dikaruniai anak dan istrinya akan segera mengandung, Zakaria sempat merasa tidak yakin, lalu ia memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar diberi tanda untuk mengetahui bilamana istrinya telah hamil. Maka Allah memberitahukan kepadanya bahwa tandanya ialah dia tidak akan dapat berbicara dengan manusia dan bertukar pikiran kecuali dengan isyarat tangan, mata, menggoyangkan kepala atau semacam itu, dan hal itu berlangsung selama 3 hari berturut-turut. Selama 3 hari itu, hendaklah ia memperbanyak tasbih di waktu pagi dan petang, karena meskipun tidak dapat berbicara dengan orang lain, namun ia tetap dapat beribadah dan bertasbih.
Kisah ini tedapat dalam surat Maryam: 7-11.
Kelahiran Maryam binti Imran
Zakaria adalah paman dan wali pemelihara Maryam binti Imran. Imran adalah salah seorang penguasa dan Ulama Bani Israil yang meninggal dunia ketika Maryam masih dalam kandungan ibunya. Maryam adalah gadis suci yang setiap hari selalu beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala di mihrabnya di Baitulmakdis. Sesuai nazar yang diucapkan ibunya sejak Maryam masih dalam kandungan, hak pemeliharaan Maryam diperoleh Nabi Zakaria Alaihissalam melalui undian karena begitu banyaknya ulama Bani Israil yang ingin menjadi wali gadis suci itu.
Ketika memelihara Maryam, banyak keanehan yang dialami Nabi Zakaria Alaihissalam yang semakin meyakinkannya bahwa Maryam berada dalam pemeliharaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Antara lain Nabi Zakaria Alaihissalam menyaksikan bahwa dalam mihrab Maryam terdapat buah-buahan musim panas, padahal tidak seorang pun dapat masuk kesana, lagipula saat itu adalah musim dingin. Maryam mengatakan bahwa buah-buahan itu datang dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Kisah kelahiran Maryam dan pemeliharaan Nabi Zakaria Alaihissalam terhadapnya terdapat dalam surat Ãli-‘Imrân: 35-37 dan 42-44.
Wafatnya Nabi Zakaria Alaihissalam
Yahya putra Zakaria meninggal lebih dulu daripada ayahnya. Setelah kematian Yahya, perhatian orang-orang yang beriman beralih kepada Nabi Zakaria Alaihissalam yang sudah tua. Mereka meminta pendapat tentang masalah pernikahan antara ayah dan kemenakan yang ingin dilakukan oleh Raja Hirodus, namun sama seperti Nabi Yahya Alaihissalam, Nabi Zakaria Alaihissalam juga tetap berpegang teguh pada syariat Taurat bahwa pernikahan semacam itu diharamkan.
Akibat sikapnya ini, Raja Hirodus menjadi marah dan memerintahkan prajuritnya untuk menangkap Nabi Zakaria Alaihissalam. Namun rakyat melindungi nabi yang sudah berusia lanjut itu. Sampai pada suatu hari, Nabi Zakaria Alaihissalam bersembunyi di sebuat hutan, mendadak hutan itu dikepung oleh bala tentara Hirodus yang dibantu tentara Romawi. Nabi Zakaria Alaihissalam melihat sebuah pohon besar yang bagian tengahnya membelah. Masuklah ia ke dalam pohon itu, sehingga tentara Hirodus tak dapat menemukannya.
Tetapi iblis yang menyerupai wujud manusia memberitahukan tempat persembunyian Nabi Zakaria Alaihissalam ini kepada tentara Hirodus. Para prajurit itu sebenarnya tidak terlalu percaya, namun mereka menggergaji pula pohon yang dimaksud. Mendadak dari pohon itu keluar darah. Dengan demikian mereka mengira telah membunuh Nabi Zakaria Alaihissalam.
Benarkah demikian?
Hanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang Maha Tahu apa sebenarnya yang telah menimpa diri Nabi Zakaria Alaihissalam.
–ooOoo—
23. Nabi Yahya Alaihissalam
Nabi Yahya Alaihissalam adalah putra tunggal Nabi Zakaria Alaihissalam. Meskipun ia dilahirkan oleh pasangan yang sudah sangat tua, namun ia tetap tumbuh sebagai manusia yang normal dan sehat. Kisah kelahiran Nabi Yahya Alaihissalam terdapat dalam surat Ali-‘Imrân: 38-41.
Oleh kaumnya, Nabi Yahya Alaihissalam dikenal sebagai orang alim, menguasai soal-soal keagamaan, dan hapal kitab Taurat, dan menjadi hakim dalam hukum agama. Dalam usahanya menegakkan kebenaran, Yahya dikenal sangat berani.
Pada masa itu, Hirodus, penguasa Palestina, merencanakan menikah dengan kemenakannya sendiri, Hirodia. Hirodia sendiri merasa senang jika diperistri oleh seorang raja. Ia adalah seorang gadis yang haus kekuasan dan harta.
Yahya melarang pernikahan ini karena bertentangan dengan syariat kitab Taurat dan Zabur. Seluruh istana pun gempar, mereka setuju dengan pendapat Yahya. Raja menjadi malu dan murka. Ia dan Hirodia berusaha mencari jalan untuk membungkam mulut Yahya, bahkan bila perlu membunuhnya.
Maka suatu hari, dengan berdandan cantik Hirodia datang menemui Yahya di rumahnya. Ia mencoba merayu Yahya untuk melakukan perbuatan mesum. Ia berharap sesudah melakukan perbuatan nista itu Yahya akan menjadi penurut dan tidak lagi menentang pernikahannya dengan Raja Hirodus. Tentu saja rayuan ini ditolak dengan tegas oleh Yahya. Pemuda itu tidak tergoda sedikit pun, bahkan sebaliknya ia merasa jijik dengan sikap Hirodia yang sangat tidak bermoral itu. Ia mengusir Hirodia dengan suara sangat keras seolah menggelegar di telinga Hirodia. Hirodia merasa malu dan terhina sekali, karenanya ia merasa dendam dan sangat membenci Yahya.
Ia lalu memfitnah Yahya dengan mengadu kepada Hirodus bahwa Yahya telah mencoba memperkosanya. Tentu saja fitnahan Hirodia ini membakar kemarahan Raja Hirodus. Ia mengutus bala tentaranya untuk memenggal kepala Yahya. Para tentara itu sebenarnya keberatan, namun jika menolak mereka diancam dengan hukuman yang sangat berat. Maka dengan segala cara mereka berusaha menangkap Yahya, membawanya ke penjara dan memenggal kepalanya disana.
Nabi Yahya Alaihissalam dikenal sebagai seorang pembabtis, yaitu memandikan orang-orang berdosa yang bertaubat di tepi sungai Yordan. Pemandian itu bukan berarti mensucikan dosa, melainkan hanya sebagai tanda bahwa orang yang dimandikan telah bertaubat. Jadi taubatnya inilah yang insya Allah akan mensucikan dosanya.
–ooOoo—
24. Nabi Isa Alaihissalam
Kelahiran Isa yang aneh
Di antara kekuasaan Allah adalah menciptakan Adam tanpa ayah dan ibu, menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam, serta menciptakan Isa tanpa ayah.
Ya, Nabi Isa Alaihissalam adalah putra Maryam binti Imran yang dilahirkan tanpa ayah, karena Maryam hamil tanpa berhubungan dengan laki-laki.
Maryam adalah wanita salehah yang sehari-hari beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala di mihrabnya di Baitulmakdis. Suatu ketika ia didatangi malaikat yang memberitahukan bahwa ia mengandung atas seizin Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Maryam merasa sangat sedih dan cemas karena khawatir namanya akan tercemar. Menjelang kelahiran bayinya, ia segera meninggalkan daerah tempat tinggalnya. Di bawah sebatang pohon kurma, jauh dari tempat asalnya, Maryam melahirkan.
Peristiwa aneh ini akhirnya diketahui juga oleh penduduk. Mereka menuduh Maryam berbuat zina, namun keajaiban terjadi, bayi yang baru dilahirkan itu menyelamatkan ibunya dengan ucapan yang fasih bahwa ibunya tidak melakukan kesalahan dan semua ini terjadi semata-mata kehendak Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Bayi Maryam inilah yang kelak menjadi Nabi Isa Alaihissalam.
Kisah kelahiran Nabi Isa Alaihissalam terdapat dalam surat Ãli-‘Imrân: 45-48, dan 59, surat Maryam: 16-35, Al-Anbiyâ: 91, dan At-Tahrîm: 12.
Mukjizat Nabi Isa Alaihissalam
Sejak kecil, Isa telah menunjukkan perilaku yang berbeda dibanding anak-anak sebayanya. Ia sangat haus ilmu pengetahuan. Sejak usia 12 tahun ia telah menghabiskan seluruh waktunya untuk menuntut ilmu dan menghadiri pertemuan serta diskusi para ulama di Baitulmakdis.
Nabi Isa Alaihissalam, yang dalam agama Nasrani dikenal dengan nama Yesus Kristus, menerima tugas kenabian pada usia 30 tahun di Bukit Zaitun. Ia segera memproklamasikan kerasulannya pada Bani Israil. Saat itu kehidupan keagamaan Bani Israil sudah jauh menyimpang dari ajaran Nabi Musa Alaihissalam. Bahkan sebagian dari mereka telah murtad.
Para pemuka Bani Israil menuntut Isa membuktikan kenabiannya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan banyak mukjizat bagi Isa, diantaranya ia dapat menghidupkan orang mati, menyembuhkan sejumlah penyakit, menyembuhkan mata orang yang buta sejak lahir, membuat burung hidup dari tanah liat, dan memberitahukan kepada orang-orang tentang apa yang mereka makan dan mereka simpan di rumah-rumah mereka.
Mukjizatnya ini ditunjukkan pada Bani Israil, dan dalam waktu relatif singkat, Nabi Isa Alaihissalam berhasil memperoleh banyak pengikut.
Selain mukjizat-mukjizat tsb, Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga menganugerahi kitab Injil.
Sejumlah keistimewaan Nabi Isa Alaihissalam dikisahkan dalam Al Qur’an surat Ãli-‘Imrân: 49-50 dan Al-Mâ’idah: 110.
Kabar tentang akan datangnya Nabi Akhir Zaman
Di antara tugas Nabi Isa Alaihissalam adalah memberitahukan tentang akan datangnya utusan Allah di akhir zaman yang bernama Ahmad, sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an surat Ash-Shâf: 6.
Dan (ingatlah) ketika ‘Isa putera Maryam berkata: Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad). Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: Ini adalah sihir yang nyata. (QS. 61:6)
Isa menyebut nama Muhammad dengan perkataan Paraclet yang berasal dari kata Piracletus dalam bahasa Yunani. Kata ini memang terdapat dalam Injil bahasa Yunani. Dalam bahasa Yunani, Piracletus artinya yang terpuji. Arti ini sama dengan kata bahasa Arab Ahmad (=terpuji) atau Muhammad (=orang yang terpuji).
Pengangkatan Isa ke sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Nabi Isa Alaihissalam diutus oleh Allah kepada Bani Israil untuk meluruskan akhlak kaum Bani Israil yang telah menyimpang dari ajaran Taurat dan Zabur yang dibawa oleh Nabi Musa Alaihissalam dan Nabi Daud Alaihissalam. Dalam berdakwah, Nabi Isa Alaihissalam didampingi para sahabatnya yang disebut al-Hawâriyyûn, yang jumlahnya 12 orang, sesuai dengan jumlah suku (sibith) Bani Israil, sehingga masing-masing hawari ini ditugaskan untuk menyampaikan risalah Injil bagi masing-masing suku Bani Israil.
Nama-nama ke-12 hawari itu menurut Injil adalah sebagai berikut:
Simon bin Yunus (alias Petrus)
Andreas bin Yunus
Yakub bin Zabdi
Yahya bin Zabdi (alias Yohannes)
Pilipus
Natanael (alias Bartolomius)
Thomas
Matius bin Alpius (alias Lewi, pemungut cukai dari Kapernaum)
Yakub bin Alpius
Lebeus (alias Tadius)
Simon Zelotes (dari Kanani)
Yudas Iskariot
Kisah para sahabat Nabi Isa Alaihissalam ini terdapat dalam surat Al-Mâ’idah: 111-115 dan surat Ãli-‘Imrân: 52. Dalam surat tsb diceritakan bahwa al-Hawâriyyûn meminta Nabi Isa Alaihissalam menurunkan makanan dari langit. Nama surat Al-Maidah yang berarti makanan diambil karena mengandung kisah ini. Kejadian turunnya makanan dari langit ini makin menambah ketebalan iman para pengikut Isa Alaihissalam.
Karena makin lama pengikut Isa Alaihissalam semakin banyak, para pemuka Yahudi makin kehilangan pengaruh. Mereka lalu membuat sejumlah tuduhan palsu terhadap Isa yang mengakibatkan pihak penguasa Romawi memutuskan untuk menangkap Isa. Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang melindungi rasul-Nya menyelamatkan Isa dengan mengangkatnya ke sisi-Nya. Sementara itu, Yudas, murid Isa Alaihissalam yang munafik dan berkhianat dengan menunjukkan tempat persembunyian Nabi Isa Alaihissalam kepada musuh yang mengejarnya, wajahnya dibuat oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjadi serupa dengan Isa Alaihissalam, sehingga dialah yang kemudian diambil pasukan raja dan disalib di tiang kayu.
Kisah ini terdapat dalam surat Ãli-‘Imrân: 55 dan An-Nisâ: 157-158.
Menurut riwayat, 6 tahun setelah pengangkatan Nabi Isa Alaihissalam, Maryam wafat dan dimakamkan di sebuah gereja di Baitulmakdis. Sementara itu para al-Hawâriyyûn yang selamat dari pengejaran berdakwah menyebarkan ajaran Nabi Isa Alaihissalam secara sembunyi-sembunyi.