Al Qurthubi mengatakan bahwa khusyu adalah suasana didalam jiwa yg tertampakkan pada anggota tubuhnya berupa ketenangan dan ketundukan.Sedangkan Imam Qatadah mengatakan bahwa khusyu didalam hati berupa rasa takut dan memejamkan mata ketika shalat.
Diantara nash-nash yg berbicara tentang tuntutan khusyu didalam shalat ini :
الَّذِينَ هُم�' فِي صَلَاتِهِم�' خَاشِعُونَ
Artinya, ” (yaitu) orang-orang yg khusyu’ dalam sembahyangnya. ” (QS. Al Mukminun : 2)
وَاس�'تَعِينُوا�' بِالصَّب�'رِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى ال�'خَاشِعِينَ
Artinya : ”Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.dan Sesungguhnya yg demikian itu sungguh berat,kecuali bagi orang-orang yg khusyu’. ” (QS. Al Baqarah : 45)
Diantaranya pula,hadits ’Uqbah bin ’Amir bahwa dia mendengar Rasulullah saw bersabda, ”Tidaklah seorang muslim berwudhu lalu membaguskan wudhunya kemudian berdiri melakukan shalat dua raka’at dengan ketundukan hati dan wajahnya kecuali wajib baginya surga. ”(HR.Muslim)
Dari Utsman berkata, ”Aku mendengar Rasulullah saw bersabda,”Tidaklah seorang muslim mendatangi shalat wajib lalu membaguskan wudhu,khsuyu dan ruku’nya kecuali ia menjadi pelebur dosa-dosanya yang lalu kecuali dosa besar.Dan itu berlaku sepanjang masa. ”(HR. Muslim)
Sedangkan hukum khusyu itu sendiri adalah sunnah dari sunnah-sunnah shalat menurut jumhur ahli ilmu.Mereka menganggap sah orang yg didalam shalatnya memikirkan sebagian urusan duniawi selama dia tetap melakukan gerakan-gerakan shalatnya secara baik.
Oleh karena itu hendaklah setiap orang yg shalat memperhatikan perkara-perkara berikut agar khusyu didalam setiap shalatnya :
1.Tidak menghadirkan didalam hatinya kecuali segala sesuatu yg ada didalam shalat.
2.Menundukkan anggota tubuhnya dengan tidak memain-mainkan sesuatu dari anggota tubuhnya,seperti:jenggot atau sesuatu yg diluar anggota tubuhnya,seperti:meratakan selendang atau sorbannya.Hendaknya penampilan lahiriyahnya menampakkan keskhuyuan batiniyahnya.
Baca Juga:Kekejaman Militer Nyanmar Diluar Batas Kemanusiaan
3.Hendaklah merasakan bahwa dirinya tengah berdiri dihadapan Raja dari seluruh raja Yg Maha Mengetahui segala yg tersimpan dan tersembunyi.
4.Mentadabburi bacaan shalatnya karena hal itu dapat menyempurnakan kekhusyuan.
5.Mengosongkan hatinya dari segala kesibukan selain shalat karena hal itu dapat membantunya untuk khsusyu dan janganlah memperpanjang atau melebarkan pembicaaan didalam hatinya. (al Mausu’ah al Fiqhiyah)
Wallahu subhânahu wa ta’âlâ a’lam.
Artikel Terkait: