Kalau ada orang menyebut Kota Wali di Indonesia, maka sudah barang tentu yg dimaksudkan adalah Kota Demak. Sebetulnya tidak hanya kota Demak saja yg terdapat makam Wali Allah. Sebut saja misalnya kota Cirebon,Kudus,Tuban,Surabaya,Bangkalan,dan beberapa kota lain juga menjadi destinasi wisata religi karena di kota-kota tersebut terdapat makam wali.Lantas kenapa yg mendapatkan predikat Kota Wali hanya kota Demak? Barangkali kota Demak dahulu adalah ibu kota kerajaan. Wali Sembilan (Wali Songo) sering berkumpul di kota Demak,baik utk bertemu dengan raja maupun guna membahas strategi dakwah Islam yg waktu itu masyarakat Jawa masih beragama Hindu.
Salah Satu Karomah Sunan Kalijogo:Kayu “Tatal” Menjadi Soko Guru (Pilar) Masjid Agung Demak.
Masjid Agung Demak mempunyai empat pilar (soko guru) yg dibuat oleh empat orang wali. Tiga dari empat pilar tersebut dibuat oleh tiga orang wali dari kota lain.Itu merupakan bukti bahwa para wali seringkali bertemu di Demak.Sedangkan satu dari empat pilar masjid Agung Demak itu hingga sekarang diyakini oleh masyarakat sebagai karomah Sunan Kalijogo,seorang wali dari Wali Sembilan yang berdomisili di Demak.Pilar itu tidak berupa kayu utuh seperti tiga pilar lainnya, akan tetapi di buat oleh Sunan Kalijogo dari bahan “kayu tatal” (potongan-potongan kayu) yg diikat. Pilar “kayu tatal” yg dibuat oleh Sunan Kalijogo tersebut hingga sekarang masih berfungsi sebagai salah satu soko guru Masjid Agung Demak.
Salah Satu Karomah Mbah Abdullah Mudzakkir : Makamnya “Terapung” di Laut?
Karomah Sunan Kalijogo berupa pilar “kayu tatal” yang menjadi soko guru Masjid Agung Demak itu ternyata bukan satu-satunya karomah wali yg ada di Demak.Makam yang berada di laut Jawa yg sekarang banyak dikunjungi peziarah juga diyakini oleh masyarakat sebagai karomah dari seorang wali lain di kota Demak yaitu Mbah Abdullah Mudzakkir.Makam Mbah Abdullah Mudzakkir itu berada di sebuah pekarangan kira-kira seluas 30 m2 yg dikelilingi air laut.Makam itu dianggap karomah lantaran tidak pernah tenggelam meski air rob sedang besar (pasang air laut sedang tinggi). Pemilik blog ini www. ziarahmbahmudzakir. blogspot. com belum lama ini menyaksikan sendiri, ketika itu rob besar sudah menggenangi bebrapa rumah pemukiman di dukuh Pandansari yg letaknya kira-kira 1, 5 KM menjauh dari laut ke arah daratan, akan tetapi makam Mbah Abdullah Mudzakkir tidak ikut tergenang air.Banyak orang berkata bahwa makam Mbah Abdullah Mudzakkir itu “mengapung” sehingga tidak akan tenggelam kendati pasang air laut tinggi.
Mbah Abdullah Mudzakkir,Sang Pejuang Yg Dicintai Masyarakat
Baca juga:Blogger Indonesia Sukses, ini 2 Ciri Blog yg di Kelolanya
Sebagaimana pernah dimuat di NU On Line,kecuali seorang ulama,Mbah Abdullah Mudzakkir di kenal juga sebagai seorang “pejuang” yg selalu menentang penjajahan Belanda.Dengan ilmu “kanuragan”yang dimiliki,beliau selalu lolos ketika akan ditangkap oleh Belanda.Mbah Abdullah Mudzakkir juga dicintai masyaraka karena ketika masih hidup beliau dapat mengobati berbagai penyakit tanpa minta imbalan.Berdasarkan pengabdian beliau utk agama,negara dan masyarakat itu, maka sangat patut bila Mbah Abdullah Mudzakkir dikenang hingga sekarang.
Artikel Terkait: