Di negeri ini,aliran sesat bermunculan bak jamur di musim penghujan.Hilang satu aliran sesat, lahirlah aliran sesat lainnya.Menjadi rentetan fitnah terhadap kaum Muslimin,kemunculan aliran sesat ini seharusnya menjadi perhatian serius,baik oleh individu,pemuka agama,maupun otoritas yg berwenang.
Utk mengenali apakah sebuah aliran termasuk sesat atau tidak,ada 4 hal yg bisa kita gunakan dalam melakukan identifikasi.4 tips cerdas mengenali aliran sesat ini diungkapkan oleh mantan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta,Kiyai Haji Ali Mustafa Yakub (Dialog Jumat Republika, 22/1).
Fanatisme
Sebagai ciri yg pertama,aliran sesat merupakan golongan yg merasa paling benar dan menyalahkan banyak orang/golongan di luar mereka.Berbeda dengan perkara-perkara cabang, golongan sesat biasa berbeda dalam hal-hal pokok terkait agama ini.
Misalnya,mereka yakin adanya Nabi terakhir setelah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,yakin pemimpinnya sebagai sosok malaikat apalagi tuhan.Lantaran kejahilan di dalam dirinya,mereka pun merasa bahwa keyakinan itu benar, lalu membelanya dengan cara yg sangat fanatik.
Radikal
Sikap radikal lahir karena fanatisme yg sangat berlebihan.Sebagai bentuk tindakan membela, pengikutnya tak segan,tidak merasa sungkan atau takut utk melakukan berbagai tindakan kekerasan terhadap orang di luar kelompoknya.
Yg paling identik dalam hal ini adalah pelaku teroris.Dengan berbagai dalih yg dibungkus seolah-olah suci dan bersih,mereka tega membunuh manusia,padahal tindakan kekerasan sangat dibenci oleh Islam.Bahwa terhadap hewan saja para Muslimin diperintah berbuat baik, lebih-lebih lagi kepada sesama manusia.
Tertutup
Mereka tertutup.Tidak mau diketahui oleh masyarakat Muslim secara luas dan terbuka. Cenderung mengurung diri dan hanya berinteraksi dengan sesama anggota kelompoknya. Bahkan,mereka cenderung menghindar jika didekati sebab khawatir jika kelompoknya diketahui oleh masyarakat umum.
Ghuluw (Berlebihan)
Inilah ciri yg terakhir,berlebih-lebihan dan mempunyai kecenderungan mempersulit diri sendiri. Berlebih-lebihan sendiri terbagi ke dalam dua sisi.Ialah menambahi atau mengurangi.Sikap yg lahir karena kebodohan ini merupakan induk lahirnya sikap ekstrem yg ada di setiap agama.
Syi’ah,misalnya,mereka berlebih-lebihan dalam memperlakukan Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib hingga menganggapnya sebagai sosok yg terjaga dari dosa,golongan Nabi,bahkan dituhankan.Dalam waktu yg bersamaan,mereka juga berlebih-lebihan dalam mendiksreditkan para sahabat utama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yg seharusnya dimuliakan.
Artikel Terkait: